Kenapa Tulisan Lebih Doa Daripada Doa?

Hai. Ini Kanya. Lagi.

Belakangan kepalaku jadi kantor paling sibuk karena satu dan beberapa hal. Biasa, masalah anak sekolahan. Ada sesuatu yang buat seluruh anak-anak asrama dipulangkan, padahal aku baru kembali tidur di sana sekitar dua minggu. Tak masalah. Yang jadi soal, ujian akhir harus dilakukan secara online melalui aplikasi. Tekanannya, entah kenapa, menurutku lebih banyak dibanding ulangan paper-based biasa.


Waktu sedang ujian Bahasa Inggris tadi, aku dapat kiriman pesan WhatsApp dari temanku. Isinya menggelitik. Cukup menarik sampai-sampai aku memutuskan buat menuliskannya di sini. Jadi, begini pesannya:



Sama. Aku awalnya juga bingung dan nggak ngerasa ada sesuatu hal yang spesial sama gambar itu. Cuma coret-moret iseng nan cringey khas anak sekolah. Biasa, 'kan?





Aku perhatikan. Do'aku memangnya apa? Emas KSM Matematika Nasional? Nggak terwujud. Emas OSN? Meh, bukan. IJSO (International Junior Science Olympiad)? Apalagi. Terus, aku lihat di pojok kanan bawah. Ada tanggal, tempat, dan tanda tanganku. Tapi surat itu jelas-jelas nggak ditulis di Amerika, melainkan di kelas atau asrama tempat aku sekolah.





Dari semua doa dan harapan-harapan di atas, satu-satunya hal yang terwujud cuma: Amerika.


Sebentar lagi aku akan berangkat ke US, kalau tidak ada halangan apa pun, untuk belajar di sana.






Jadi, apa yang spesial?


Yang buat hal ini spesial, menurutku, nama tempat di atas tanda tangan remeh tadi. Ditulis dua tahun yang lalu, iseng, tanpa niat atau pikiran apa pun. Doa-doa yang bahkan sesungguhnya doa (yang aku sebutkan di atas tadi), tidak satu pun berhasil terwujud. Aku patah hati waktu itu, jelas. Tapi guyonanku tentang alamat malah terkabul.


translate: 
Yang "iseng-iseng" kamu saja betulan terwujud, sialan! Sampai ke Amerika!
Anak siapa, sih, ini?



Apa sebenarnya tulisan lebih doa daripada doa?


Kejadian ini sebenarnya juga pernah terjadi di masa lalu. Waktu itu, sudah lama sekali, sedang hype-hype-nya OSN. Aku iseng aja tulis-tulis namaku di buku diikuti titel "Juara Olimpiade Internasional". Padahal, aku ingat betul, aku cuma ikut lomba karena iseng-iseng dan masih ada di tahapan seleksi tingkat kecamatan waktu itu, hahaha! Walau enggak dapat juara di internasional, seenggaknya aku masih sempat mengecap bagaimana rasanya jadi bagian dari tim International Mathematics and Science Olympiads.


Jadi, tulisan lebih doa daripada doa?


Entahlah. Aku nggak tahu juga. Sejauh ini, belum ada hal eksak tentang doa yang bisa kuberikan melainkan spekulasi-spekulasi dan cocoklogi yang menurutku aneh bin ajaib. Kebetulan? Mungkin saja, siapa yang tahu? Semesta selalu bekerja secara rahasia. Tidak bisa ditebak. Ajaib. Aneh. Mengerikan, kalau dipikir-pikir.


Bukankah hidup selalu punya plot-twist yang sukses membuat kita senang bukan kepalang atau bahkan sedih sampai rasanya mau menghilang?

Komentar

Posting Komentar

Postingan Populer