Such A Perfect Day

Iya, ini Kanya lagi. 

Buat teman aku yang ulang tahun di bulan September. Mungkin kamu lebih suka salju ini dibanding aku.






    Selamat (early) liburan buat sekolah-sekolah di seluruh Metro-Detroit!

    Apa yang terjadi beberapa minggu ke belakang, well, memang terlalu overwhelming. Abduction, sexual assault, school shooting... Jangankan buat aku, buat mereka yang udah menghabiskan seluruh hidupnya di sini aja, mungkin masih sangat menyeramkan. Aku juga sedih karena cuma bisa berdoa yang terbaik buat semuanya.

    Oh, iya. Salju datang dan pergi. Kayak hujan, dia betul-betul engga bisa ditebak. Beneran, deh, bahkan oleh aplikasi ramalan cuaca paling canggih sekali pun. Setiap hari aku jadi mengeluh karena kakiku sakit lah, jalanan licin, udara terlalu dingin, blah, blah.

    ... Tapi pertanyaannya, kapan aku engga mengeluh?

    Dari dulu aku sering banget mengeluh. Ujian susah, antri di kantin panjang, cuaca terlalu panas, bunda yang mengomel siang malam. Semuanya. Waktu dipikir-pikir, sekarang ternyata aku mengeluh sebaliknya cuma karena merasa kehilangan.

    Engga apa-apa. Sejatinya manusia bakal selalu menemukan hal buat dikeluhkan. Sekarang aku bisa mengeluh karena harga Cruella di Disney+ mahal banget, padahal aku hampir meletup saking inginnya menonton.

    Rasa-rasanya sulit banget buat bersyukur sama keadaan sendiri. Tulisan-tulisan lamaku, juga, hampir seluruhnya berisi cursing dan kebencian (sekali lagi, Fik, kalau kamu baca tulisan ini, aku cuma mau ngasih tahu tulisan lama itu bocil version banget. Serius deh.).

    Tapi lucu juga kalau dipikir-pikir. Keadaan berubah, meski orang-orang yang aku temui itu-itu aja. Dulu aku kira engga apa-apa buat masalah ke mereka yang kebetulan aku temui di provinsi berbeda, terjebak dalam situasi super random dan awkward, karena kita engga (dan engga bakal) mengenal satu sama lain lebih lagi.

    Salah. Jangan pernah meremehkan takdir, soalnya nanti kalian dikagetkan kayak aku.

    Tahu-tahu sering ketemu. Tahu-tahu satu sekolah. Tahu-tahu sekelas. Iya, yang awalnya stranger beda kota segala macam. Aneh, ajaib, mengerikan. Malah, orang-orang yang aku pikir bakalan bertahan buat selamanya...

    Pergi. Hilang.

    Tapi aku bisa paham. Kadang-kadang orang memang tercipta cuma buat sebuah momen. Dan mereka yang engga disangka-sangka malah bertahan sedikit lebih lama. Mungkin sampai nanti sore, atau besok, atau tahun depan. Siapa yang tahu?

    Buat orang-orang yang memorinya buruk banget kayak aku, hal-hal kecil kayak wali kelas aku waktu SD ingat aku hobi bawa mangga, stranger yang aku temui di workshop follow Instagram aku, sampai adik kelas yang hafal 1001 fact tentang aku (well, ini agak seram) ... semuanya berharga banget.

    But, yeah. In the end, masa depan yang tersisa buat kita cuma kenangan.

    Sekali lagi, selamat ulang tahun! Seluruh doa aku terbangkan dari Amerika.

Komentar

Postingan Populer