Balada KL-YES #1: Gimana Caranya Biar Bisa Ikut Pertukaran Pelajar, Sih?

Hai. Hari ini kalian sudah bersyukur, belum?


Pertama-tama aku mau bilang: aku bersyukur banget bisa sekolah di SMA-ku yang sekarang.



Aku kepikiran buat nulis utas ini karena banyak banget yang nanya: "Kanya, harus pintar kah buat ikut pertukaran pelajar?", "Kanya, caranya gimana sih?", "Aku punya kesempatan nggak?", "Yang bisa ikut pertukaran cuma orang-orang kaya, ya?"


Nggak ada maksud selain buat berbagi pengalaman dan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang membludak. Semoga tujuan utama tulisan ini bisa sama-sama kita lihat di akhir tulisan nanti.


Q1: "Ikut pertukaran pelajar harus pintar, ya?" 


Jujur, aku sedih banget kalau dapet pertanyaan kayak gini. Aku nggak pintar, soalnya.


Jadi sederhananya, sejak SLTP sampai saat ini, aku dikelilingi orang-orang super baik. Kakak kelas, teman-teman, juga guru-guru yang suportif. Di SLTP dulu, ada Bang Gian dan Bang Hadid yang berkorban banyak hal supaya aku bisa ikut lomba. Mulai dari ngebujuk guru, memperkenalkan aku ke tim, dan cerita banyak pengalaman supaya aku yang mahainsecure ini mau ikut lomba. Mereka bahkan cabut dari sekolah cuma buat ngajarin aku (well, tentunya setelah aku merengek semalaman suntuk dan bikin mereka kesal) but I know they do really care about me like, a lot. Aku juga nggak cukup sekadar bilang makasih buat semua deretan guru-guru aku. Jajaran tim Olimpiade Matematika, PIK-R, juga Kesenian dan Bahasa Inggris.


Sama halnya dengan lomba-lomba dan penghargaan di masa lalu, aku bisa ikut exchange sampai ke tahap ini karena pengorbanan kakak-kakak alumni dan teman-teman yang rela aku ganggu, chat, telepon dan tanya-tanyai sampai jam satu malam. Kak Naura, Kak Nabila, Bang Baihaqi, serta semua-semuanya yang nggak bisa aku sebutin satu-satu, I couldn't thank you enough.


Singkat cerita, aku tahu program ini karena aku udah kenal (dan mengidolakan) Kak Naura sejak beberapa tahun yang lalu. Cuma, ya, sekadar tahu nama programnya aja. Nah, barulah waktu Kak Nau promosi buat angkatan kami, aku tertarik dan iseng mendaftar. Garisbawahi, ya, iseng. Dan aku nggak nyangka kabar bakal menyebar secepat itu ke kakak-kakak kelasku yang lain. Semuanya pada chat aku. Entah cuma buat cerita-cerita, atau bahkan ngasih tips dan trik. Inget banget waktu itu dichat Uni Bunga, Uni Syifa, dan Uni Ara.


Buat teman-temanku yang nemenin begadang sampai malam, juga, I could never have done these stuffs without you.


Kemudian, semuanya terjadi secepat aku mengedipkan mata.

Kesimpulannya: kita nggak harus pinter, cuma harus pinter-pinter bergaul, awas informasi, dan melihat celah dalam setiap hal. Aku percaya semua orang punya kesempatan yang sama, pada awalnya.


Tinggal gimana kita mau berusaha selanjutnya.

Komentar

Postingan Populer